• About
  • Contact

Dibalik Seorang Presma Jurnalistik

 on Thursday, February 5, 2015  

Dibalik Presma Jurnalistik UIN Bandung

Masa kecil yang indah dilaluinya bersama anak-anak yang lainnya. Tidak ada perbedaan dalam masalah bermain pada masa kecil dulu. Dia bahagia dengan permainan seperti anak – anak lainnya. Tidak pernah selintaspun terpikirkan dibenak seorang Muhammad Elgana Mubarokah untuk berkecimpung didunia musik cadas underground. Masa polos disekolah dasar dahulu lah yang membuat dia menjadi mengenal musik ini.

Pertama kali dia dikenalkan dengan musik ini adalah oleh seorang paman yang bernama atep yang dulunya adalah seorang bassis dari band Sacrilegious. Band tersebut merupakan band veteran metal terutama dikalangan musik cadas pada zaman itu. Pada saat itu Sacrilegous bergenre blackmetal beraroma mistis.

Disitulah seorang Elga disuntik virus musik cadas, dan pertama kali dia diberi cd sepultura yang bertitle album arise. Disaat kelas 3 sekolah dasar semua teman–teman lainnya mengenal musik–music pop, dia malah disuntik yang menurutnya adalah virus musik yang menurutnya sangat extreme. Dimulai saat itulah seorang elgana mubarokah menyukai musik cadas dan langsung dimulai saat itulah dia menyukai band sepultura. 

Namun kecewanya dia tidak bisa menonton konser sepulura pada saat itu. Dari band lokal sendiri dia pertama mendengarkan cd dari Forgotten(deathmetal) dan Keparat(punk). Pada saat itu juga band punk sangat mendominasi untuk scene underground Kota Bandung.

Mendengarkan musik cadas mulai iya gemari dan dinikmati. Kecintaannya terhadap musik ini berlanjut hingga pada pertengahan 90an dia diajak oleh paman dan kakaknya untuk menonton konser musik cadas, yang kebetulan pada saat itu atep sang paman manggung juga dengan bandnya sacrilegious. 

Sebuah acaranya pada saat itu bernama hollabalo yang bertempat di Gor Saparua Kota Bandung. Dengan pengisi acara seperti: PAS Band, Koil, Burgerkill, Dajjal, Pure Saturday, Puppen, Jasad, sacrilegious, Balcony, Beside, Dinning Out, Forgotten, Mesin Tempur, Turtle Jr, dan lain-lain.

Pada saat acara itu dia merasakan keanehan dengan aura dan suasana audiensi yang begitu sangat brutal dan gahar. Pengaplikasian musiknya pun dia masih belum mengerti ko bisa seperti itu. Sempat dia bergumam dalam hati “ mereka seperti sangat liar atau joged pogo dengan berbenturan badan, tapi ko mereka tidak rusuh sedikitpun? ”. dia masih terpaku dengan keadaan orang – orang disana. 

Setelah dia mendengarkan dengan seksama dia berkata “ ternyata musik ini mempunyai energi tersendiri yang membuat ingin headbang(menganggukan kepala) “. Gumamnya dalam hati. Mulai dari event itulah dia mulai sering datang keacara – acara musik cadas.

Setelah enjoy dengan selalu menjadi pendengar setia musik cadas selama beberapa tahun, mungkin dia ingin mencoba dengan membuat sebuah band. Terbesit dari teman dekat sendiri yang bernama han-han yang sama-sama dididik untuk mencintai musik cadas. Dia dan han-han mencoba membuat project band baru yang bernama Suck My Soul pada saat kelas 1 smp. Dia membuat band tidak jauh dengan diluar batas dan skill. 

Pada saat itu juga memang dia akui musik cadas ini masih belum diterima dimasyarakat dan masih bergerilya dibawah. Dia mengkonsep bahwa dengan kultur lingkungan dia yang deathmetal dan han-han dengan kultur skatepark yang punk dan digabungkan menjadi Grindingpunk. “ kemana saja lah alur musiknya, dan semua genre masuk “. Ujar dia kepada han-han.

Dengan band itu dia berjalan kebeberapa panggung yang ibaratnya acara agustusan dia hajar dan jalani. Disoraki, dan dicaci saat itu memang sudah biasa. Dan dia hanya enjoy saja. Dengan Suck My Soul saat itu berformasi elga(vocal), han-han(drum), andi(guitar1), angga(guitar2) dan bassisnya dedi. Hanya bertahan sampe kelas 2 smp band ini langsung vakum.


Dia membuat band lagi bersama teaman – teman rumah yang bernama Diagnosa, yang bergenre punk. Namun tidak seperti punk umumnya yang terkesan kucel, dia lebih eksplorasi ke band-band seperti MXPX dan Bad Religion. Band ini lumayan bertahan lama sampai 3 tahunan.


Kebetulan pada saat itu juga kakak dia yang bernama Elvan terjun kedunia yang sama seputar musik. Diteman-teman SMA nya mempunyai band yang bernama Friend of enemy, yang dimanajeri elvan. Pada saat dulu band tersebut berubah nama menjadi Rockgod. Saat itu vokalisnya keluar dari band tersebut dan dia diajakin oleh kakaknya yg bernama elvan untuk menjadi editional. Setelah manggung beberapa kali saya diterima menjadi vokalis Rockgod.

Formasi awal Rockgod yang saat itu berdiri pada 06 juni 2005 yaitu beranggotakan dia sendiri elga(vocal), Obo ex-sendal jepit & Noin Bullet(drum), Iko ex-Bianari(guitar),Adit ex-Bianari(guitar), dan Itok (bass) ini mampu bertahan hingga 5 tahun. Lalu terjadi perombakan personil Itok keluar dan sangat terpaksa iko pindah ke bass. Berjalan 4 orang tidak bertahan lama, hingga obo mengudurkan diri. Saat itu bandnya vakum selama 5 bulan tersisa bertiga diantaranya elga, iko, dan adit. 

Setelah ngobrol dan berbincang ini semua harus dipertahankan, dengan catatan iko harus pindah kebelakang. Saat itu juga iko sudah mulai konsentrasi belajar drum juga. Dia ngebangun band juga yang bernama Turbidity namun bukan bergenre slaming seperti sekarang, genre dahulunya adalah punk.

Setelah berembuk kembala dia merekrut masih dalam interen temannya yang bernama udung. udung sendiri memang dulunya adalah crew dan teman dia juga. Dari situ mulai membuat konsen membuat lagu lagi dengan genre sebelumnya hardcore. Dengan penggarapan beberapa lama, berbuah lah karya mini album EP Dominasi. Dengan berisikan materi lagu berjudul second combat, colony, dominasi, saverges dan sakral. 

Seiring berjalannya waktu dia dan Rockgod membuat launching mini album yang bertempat di sawarga café. Dievent tersebut hanya menyebarkan invitation dan yang diundang hanya teman-teman terdekat dari komunitas ujungberung rebels saja. Disana dia dan band-band nya berpesta bersama-sama merayakan launching album EP dominasi.

Antusias dari teman-teman sendiri cukup mendetail dari komposisi lagu, ferform, interaksi Rockgod dengan penonton, dedikasi terhadap scene musik cadas, karena bisa disebutkan bahwa rockgod sendiri adalah generasi untuk musik cadas kedepannya. Suasana sungguh sangat intim sekali, banyak band-band influence dari dia dating dan hadir. Semua manajemen dan personil menangis merayakan kemenangan suatu hasil karya. 

Setelah sukses melakukan launching mini album, dia bersama bandnya Rockgod berembuk dan menghasilkan akan diadakannya tour untuk mempromosikan EP Dominasi. Dan tour itu pun jadi yang pertama disinggahinya adalah Kota Solo, Salatiga, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Jakarta. Hikmah dari tour tersebut adalah dia mempunyai teman-teman baru diluar kota yang disinggahi dia bersama bandnnya.


Setelah melakukan tour ke 6 kota tersebut, dia bersama bandnya rehat sejenak. Pada saat rehat juga rockgod banyak manggung didaerah rumah sendiri tepatnya di Kota Bandung tercinta. Sedang enjoy-enjoynya kondisi bandnya saat itu, dengan berat hati udung sang bassis mengundurkan diri. Dengan alasan pemikiran udung sudah tidak didalam tubuh Rockgod, udung sudah memutuskan untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya. 

Saat itu yang kebetulan masih teman dekat dari dia dan sempat juga menjadi crew di Rockgod hadirlah seorang ejot untuk menggantikan udung pada posisi bass. Dengan masuknya ezot kedalam tubuh rockgod menjadikan music dari rockgod mendapat suntikan hardcore yang sungguh lebih gahar lagi. Dengan musik yang lebih mantap lagi Rockgod mendapat tawaran tour lagi dari OLEGUNcloth yang dilakukan pada pertengahan 2013 lalu. Kota yang disinggahinya adalah Kota Yogyakarta, Solo, dan Salatiga. 

Sungguh tidak disangka apa yang dia rasakan pada saat tour tersebut.dengan dikatakan dapat modal seadanya dan melakukan patungan bersama teman-temannya, hasilnya mereka mengapresiasi band dia yaitu Rockgod. Dengan antusias yang begitu tinggi membuat dia bersemangat untuk mengendalikan penonton yang begitu amat banyak.

“ Orang-orang yang mengatakan saya dengan pandangan sebelah mata, saya bisa membuktikan bahwa music cadas ini bisa dinikmati masyarakat. “ Elgana berkata pada dirinya sendiri.

Setelah melakukan tour itu dia mengalami rasa percaya diri terhadap karya-karya bermusiknya. Sebesar apapun nama band yang sudah menjadi rokstar sekalipun, kita harus berfikir bahwa kita adalah penerus mereka tanpa kita mereka tidak bakalan menjadi rockstar. Dengan tour itu dia selalu ingin merasakan selalu aroma dari tour tersebut ataupun bisa lebih dari itu.

Dengan rendah hatinya dia tidak pernah menjadi seorang rockstar itu sendiri. Namun pada prinsipnya bagi dia, yuk kita maju bareng-bareng. dia punya ilmu ya dia sebarin ke temen-temen semuanya. Pada dasarnya tidak dapat dipungkiri bahwa temen-temen yang berkecimpung dimusik cadas ini pasti mempunyai ideologi yang sama, dan mampu mewarnai musik cadas ini dengan karya yang mereka buat.


Hal yang sangat mengesankan bagi dia dibandnya Rockgod ialah pada saat dia ditonton oleh sekitar 2500 orang dengan otomatis semua pandangan mata tertuju pada dia. Pada saat itu juga penonton atau audien menikmati musik yang dia suguhkan itulah yang menurutnya hal yang paling ngeri. Kebetulan itu ada diacara Tour Band Jasad “ Bhineka Tunggal Ika “. 

Dia merasakan tegang, sakit gigi, pengen pipis terus lah, karena saat dia menaiki panggung yang pertama dia lihat adalah ribuan kepala yang harus dia kuasai dan juga panggung yang sangat begitu besar juga harus dia kuasai.


Dimasa Rockgod yang berdiri sudah begitu lama, pada saat ini mungkin personil yang lainnya mengalami kejenuhan dalam bermusik. Sehingga menimbulkan beberapa konflik atau gesekan beberapa personil. Dia pernah mengalami latihan distudio namun tidak dihadiri dia sendiri artinya mereka diRockgodnya melakukan latihan sendiri tanpa menggunakan seorang vokalis. 

Pernah ketika dia manggung tidak pernah ada interaksi dengan personil lainnya. Dia selalu beranggapan sangat sulit bahwa menyatukan beberapa kepala untuk menjadi satu pemikiran bermusik yang sama. Terkadang tiap personilnya sendiri memiliki ego musik nya tersendiri.

Puncaknya ya saat ini ketika penghujung tahun 2014 Rockgod akan berganti nama. Namun semua itu dia tetap mempertahannya, dengan alasan nilai historis yg sangat besar. Mereka menganggap nama Rockgod sendiri itu tidak menjual dipasaran. Dia padahal beranggapan jika kita merubah nama, otomatis kita berganti nama baru dan dimulai dari nol lagi. Dari situ dia sangat menyayangkan sikap dari teman-temannya.

Sudah beberapa opsi yang personil lainnya. namun dia juga mempunyai nama opsi jikalau nama tersebut memang harus diganti. Pilihan nama yang saya usung dan personil lainnya usung juga sama dengan satu nama. Dia masih merahasiakan nama bandnnya jikalau berubah entarnya. Rencananya dia dan bandnya akan merampungkan pembuatan album di 2015. Dia akan masuk studio untuk membereskan semuanya diawal januari.

Dia selalu menginginkan sarana atau gedung pertunjukan yang luas untuk acara musik yang dia cintai bersama teman-temannya. Perijinan yang dipermudah, padahal acara sekelas Bandung Berisik yang acara terbesar seasia tenggara malah digelar dipinggiran Kota Bandung.

Untuk scene musik cadasnya sendiri dia mengatakan bahwa musik cadas saat ini sudah bisa menarik perusahaan-perusahaan yang bisa dikatakan bersebrangan dengan music cadas. Baginya musik cadas sudah tidak menjadi musik pergerakan lagi. Dulu musik ini selalu mengutamakan anti kemapanan dan do it your self. Namun pada zaman ini band cadas sudah menjadi sebuah penghasilan. Dengan istilahnya “ gua pengen kaya dengan band yang gua buat “


Idealis mereka dikesampingkan dan yang penting mereka dapat uang. Dia juga beranggapan bahwa sedikitnya ada konsep yang berkurang tidak seperti band-band dulu yang masih dalam pergerakan dan masih mengutamakan do it yourself.


Dia juga merasakan bahwa teman-teman yang ada diatas kurang merangkul teman-teman yang dibawah. Menyayangkan juga teman-teman saat ini hanya mengandalkan relasi bukan dari pada kompetisi. Seperti acara di Bandung sendiri yang sudah begitu benar-benar wah, tapi band-band nya itu-itu saja. 

Baginya juga tidak banyak dibandung sendiri yang bisa dikatakan materi lagunya edan, komposisi musiknya wow, jika band tersebut tidak mempunya relasi untuk manggung diacara tersebut, yasudah dipastikan band tersebut tidak akan manggung disana. 

Namun beda lagi jika dikatakan band tersebut ya biasa-biasa lah, namun band tersebut mempunyai relasi manggung diacara tersebut, yasudah maanggung lah mereka. Bagi dia itu tidak adil, dimana jika kita memunya suatu band kita harus mempunyai influence, kita mempunyai komposisi lagu, punya idealis dan dituangkan kemusiknya, bersaing dengan yang lain, dan katakan lah itu kompetisi. Ketika kompetisi sedang berlangsung, kita hanya kalah dari yang namanya relasi.

Diapun memberi semangat terus kepada teman-teman yang masih dalam tahap musik pergerakan. Karena pada dasarnya kita harus punya spirit yang edan. Kalo kalian konsen dimusik ini ya jalani, jangan hanya setengah-setengah dan hanya menjadi korban mode saja. Intinya terus berkarya dan berkarya, suatu saat pasti ada moment dimana temen-temen yang masih dalam pergerakan merasakan hasil yang mereka raih selama masa perjuangan. Namun harus membutuhkan kesabaran yang ekstra. Jangan pernah takut dan kalah dengan nama band yang sedang menjadi rockstars saat ini, kita harus mampu bersanding. (iweng/ YMH)

Dibalik Seorang Presma Jurnalistik 4.5 5 Unknown Thursday, February 5, 2015 Masa kecil yang indah dilaluinya bersama anak-anak yang lainnya. Tidak ada perbedaan dalam masalah bermain pada masa kecil dulu. Dia bah...


No comments:

Post a Comment

J-Theme